Daftar Isi

Poin Utama
- Metrik kinerja itu tuh kayak ukuran keberhasilan suatu investasi.
- Banyak banget metrik kinerja yang ada, dan tiap metrik bakal nunjukin hasil yang beda-beda tentang seberapa bagus investasinya.
- Investor harus mikirin dengan cermat metrik mana yang paling masuk akal buat aset atau strategi tertentu.
Alasan Investor Pakai Metrik Kinerja
Sebagian besar investor tujuan utamanya adalah buat cari duit. Tapi, mengukur kinerja investasi itu bukan cuma soal berapa banyak duit yang berhasil dihasilkan atau hilang dari investasi. Sukses atau nggaknya perdagangan itu tergantung pada berapa banyak duit yang diinvestasikan dan berapa lama modal itu disalurkan, plus beberapa hal lainnya.
Metrik kinerja ini memungkinkan investor buat menstandarkan cara mereka mengukur pengembalian. Metrik yang mempertimbangkan jumlah yang diinvestasikan bakal nunjukin strategi mana yang memberikan pengembalian lebih baik, nggak peduli seberapa banyak duit yang bisa diinvestasikan oleh investor. Begitu juga, metrik yang mempertimbangkan waktu bakal nunjukin seberapa cepat investasi ini menghasilkan pendapatan. Karena waktu itu berharga, pengembalian yang lebih cepat pastinya lebih baik daripada yang lebih lambat.
Metrik kinerja buat Bitcoin pada dasarnya nggak beda jauh dengan metrik kinerja buat aset lainnya. Tapi, kepemilikan Bitcoin nggak langsung menghasilkan arus kas, berbeda dengan kepemilikan aset lain. Bedanya ini membuat metrik kinerja buat Bitcoin jadi lebih simpel, karena arus kas cuma terjadi saat transaksi jual beli. Faktor unik lain dari Bitcoin juga memengaruhi metrik apa yang paling masuk akal.
Bagian tersulit dalam menggunakan metrik kinerja adalah memilih mana yang mau digunakan.
Metrik Kinerja Bitcoin
Salah satu metrik kinerja yang paling simpel adalah pengembalian berbasis persentase. Metrik ini mempertimbangkan jumlah modal yang digunakan buat masuk ke posisi dan menunjukkan pengembalian yang sebanding dengan biaya awal. Pengembalian berbasis persentase juga bisa diukur selama periode waktu, dengan mempertimbangkan nilai pasar aset di awal jendela sebagai biaya awal.
Internal rate of return (IRR) adalah ukuran kinerja yang mempertimbangkan jumlah investasi awal dan waktu yang dibutuhkan buat menghasilkan pengembalian. Metrik ini memecahkan tingkat pengembalian gabungan rata-rata selama periode waktu, biasanya satu tahun, yang akan membawa investasi dari nilai awal ke nilai akhir.
Sebagai contoh, investasi yang meningkat nilainya dari $100 menjadi $121 selama dua tahun akan memiliki IRR 10% per tahun. Ini karena peningkatan 10% pada tahun pertama akan membuatnya bernilai $110, dan peningkatan 10% pada $110 itu pada tahun kedua akan membawa nilai pasar investasi menjadi $121. Pengembalian nominal yang lebih besar pada tahun kedua adalah hasil dari pengembalian yang berbunga.
Metrik investasi tolok ukur bertujuan untuk membandingkan pengembalian investasi dengan pengembalian tolok ukur yang akan dihasilkan oleh investasi lain. Perbandingan ini bisa masuk akal bagi investor yang ingin melihat seberapa bagus sih investasi itu dibandingkan dengan alternatif lain. Asumsi utama dengan metrik ini adalah bahwa uang itu pasti akan diinvestasikan dalam aset tertentu, dan itu hanya pertanyaan tentang mana.
Metrik investasi tolok ukur bisa membandingkan pengembalian dengan aset lain mana pun. Tapi, metrik ini biasanya membandingkan pengembalian dengan pengembalian aset yang aman dan volume tinggi. Indeks S&P 500 adalah tolok ukur yang biasa digunakan buat menunjukkan bagaimana kinerja investasi relatif terhadap pasar secara keseluruhan.
Metrik investasi tolok ukur jadi lebih informatif ketika dibandingkan dengan aset alternatif yang sebenarnya akan dipilih oleh investor. Karena alasan ini, emas adalah aset tolok ukur yang biasa digunakan buat mengukur pengembalian Bitcoin. Kesamaan antara Bitcoin dan emas cenderung menarik strategi investasi yang serupa, dengan cara yang nggak dilakukan oleh Bitcoin dan S&P 500.
Beberapa metrik investasi canggih mempertimbangkan faktor-faktor di luar nilai awal dan akhir investasi. Misalnya, investor bisa melihat nilai investasi selama banyak interval buat menentukan volatilitas aset. Ini bisa digunakan buat menginformasikan risiko keseluruhan posisi, dan risiko ini bisa diimbangi dengan pengembalian akhir yang dihasilkan.
Sharpe Ratio adalah metrik yang biasa digunakan yang menggunakan volatilitas sebagai masukan dalam kinerja aset. Selain itu, Sharpe Ratio menerapkan strategi tolok ukur dengan mendiskontokan pengembalian dengan aset lain. Tolok ukur yang digunakan dalam Sharpe Ratio adalah “tingkat bebas risiko” yang diperoleh dari utang yang diterbitkan pemerintah.
Metrik kinerja yang dijelaskan di atas cuma beberapa dari banyak cara investor buat mengukur pengembalian mereka. Metrik yang berbeda punya tujuan yang berbeda, dan seringkali banyak yang akan digunakan secara bersamaan buat lebih memahami keberhasilan aset atau portofolio.