Dana Pensiun untuk Dokter

Dokter adalah jenis pekerjaan yang sering disalahpahami. Banyak yang mengira bahwa jika anda berkarir sebagai dokter maka hidup anda akan terbebas dari masalah, uang juga banyak dan karir juga terjamin. Akan tetapi perjalanan menjadi seorang dokter pernuh dengan perjuangan. Dan perjuangan ini adalah perjuangan bersaing dengan waktu.

Untuk menjadi seorang dokter, pertama tama anda harus menghabiskan waktu untuk belajar. Pendidikan seorang dokter dimulai dari S1 Kedokteran Umum yang biasanya memakan waktu 4 tahun. Lalu dilanjutkan dengan program dokter muda atau co-as selama 2 tahun. Dilanjutkan dengan internship selama 1 tahun. Jika seorang dokter menginginkan pemasukan lebih, maka ia dapat melanjutkan studi profesi untuk mengambil spesialisasi, program ini biasanya memakan waktu 4 tahun. Dan jika ia mampu maka seorang dokter dapat mengambil sub-spesialisasi lagi yang biasanya memakan waktu 3 tahun. Tapi sebelum itu seorang dokter harus bekerja dulu selama 3 tahun sebelum bisa mengambil sub spesialisasi. Jadi jika ditotal, dokter menghabiskan waktu setidaknya 17 tahun hanya untuk mengemban ilmu saja. Investasi terbesar seorang dokter adalah waktu.

Kita semua tahu bahwa penghasilan dokter datang dari mengobati pasien. Semakin banyak pasien yang ditangani oleh dokter, maka semakin banyak penghasilan yang ia terima. Dokter tidak digaji oleh rumah sakit, pendapatan dokter murni bergantung dari besaran jumlah pasiennya. Sehingga apabila dokter tidak praktek atau bekerja, maka dokter tidak akan mendapatkan pendapatan. Maka dari itu dokter menghabiskan banyak waktu untuk menangani pasien. Dokter pun tak mengenal hari libur, jika mereka harus bertugas di hari libur nasional maka mereka harus siap stand by di rumah sakit atau di klinik.

Berdasarkan Undang Undang Praktek Kedokteran No 29 Tahun 2004 Surat Izin Praktek untuk dokter hanya dibatasi menjadi tiga. Maka seorang dokter hanya bisa praktek di tiga tempat saja. Apabila dia mendapatkan tawaran praktek di tempat keempat, maka ia harus memilih satu diantara tiga untuk ditinggalkan. Karena tempat izin yang terbatas maka kesempatan dokter untuk memperoleh penghasilan pun juga terbatas.

Lalu bagaimana cara seorang dokter mendapatkan pendapatan yang cukup? Seorang dokter tidak otomatis kaya. Diperlukan sebuah kerja keras. Untuk memperoleh pendapatan yang cukup sesuai dengan lifestylenya seorang dokter punya tiga opsi:

  1. Menangani pasien sebanyak mungkin
  2. Mengambil spesialisasi atau sub-spesialisasi agar tarif nya semakin naik
  3. Mencari pendapatan dari profesi lain seperti menjadi dosen atau menjadi bagian dari manajemen rumah sakit

Dokter bersaing dengan waktu

Dokter selalu bersaing dengan waktu. Dokter mengorbankan waktunya untuk mendapatkan uang. Dokter juga mengorbankan waktunya untuk belajar agar mendapatkan uang. Sedangkan biaya menjadi spesialis atau sub-spesialis sangat mahal. Sehingga ini menjadi dilemma, seorang dokter harus membagi hidupnya antara bekerja atau belajar. Jika ia bekerja maka ia tidak punya waktu untuk belajar, jika ia belajar maka ia tidak punya waktu untuk bekerja. Tanpa belajar untuk profesi lebih tinggi, dokter memiliki pendapatan rendah. Tanpa bekerja saat ini, maka dokter tidak akan punya uang yang cukup untuk membayar biaya spesialis atau sub-spesialis. Dalam kehidupan seorang dokter, ia selalu bermain bola juggling dengan dilema ini.

Karena waktu dokter dihabiskan banyak untuk bekerja dan belajar, dokter pun sangat sulit untuk membagi waktu untuk hal yang lain. Jangankan untuk hal yang lain, membagi waktu untuk keluarga saja sudah sulit.

Dokter mengabdi seumur hidup

Dokter pun tidak mengenal yang namanya pensiun. Pengabdian dokter adalah seumur hidup. Walaupun dalam kertas seorang dokter PNS dapat pensiun pada umur 65 tahun, namun ini hanya berlaku bagi PNS saja. Dokter sebenarnya masih dapat membuka praktek sampai waktu tak terbatas selagi surat izin prakter mereka masih berlaku. Maka tidak jarang kita melihat dokter tua berumur 80 tahun masih membuka praktek dan menerima pasien.

Karena dokter dapat bekerja tanpa batas usia, maka sangat penting untuk para dokter menentukan rencana pensiun mereka. Seperti kebanyakan orang, seorang dokter tidak mau selamanya bekerja. Dalam waktu tertentu dokter pasti ingin menikmati hari tua. Tapi pertanyaannya perencanaan seperti apa yang harus mereka lakukan?

Sekali lagi saya tekankan, seorang dokter hidupnya bersaing dengan waktu. Mereka tidak punya luxury waktu seperti kebanyakan orang. Saya tidak menyarankan dokter untuk berinvestasi passive income, karena lagi-lagi dokter harus membagi waktunya untuk mengatur passive income. Tidak ada investasi passive income yang instant. Semuanya harus dimanage dengan baik agar dapat menghasilkan. Bahkan bisnis sesimple MLM pun, seorang dokter tetap harus membagi waktunya untuk mengejar target. Kalaupun dokter ingin berbisnis real estate, maka mereka pun juga masih harus melakukan berbagai usaha maintenance dan perawatan apabila ingin usaha real estate mereka sukses.

Sehingga opsi paling masuk akal rencana pensiun seorang dokter adalah menabung untuk hari tua dari hasil kerja kerasnya di masa muda.

Menabung untuk hari tua

Seorang dokter sebaiknya memiliki tabungan khusus untuk bekal mereka pensiun. Akan tetapi satu hal yang harus dokter ingat, INFLASI. Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jika diterjemahkan dalam bahasa awam, inflasi menandakan penurununan nilai dari mata uang kita secara terus menerus. Jadi jika seorang dokter menabung dana pensiun secara rutin selama 30 tahun kedepan, mereka harus memperhitungkan bahwa nilai tabungan mereka akan turun sebanyak minimal 2% setiap tahunnya.

Inflasi terjadi karena sistem mata uang yang kita gunakan saat ini seperti Dollar, Euro atau Rupiah itu tidak dibacking oleh apa-apa. Sehingga pemerintah melalui bank sentral dapat menaikkan supply uang melalui percetakan uang. Akibatnya disaat supply uang berlebih beredar di masyarakat, maka daya beli uang pun menurun. Sehingga satu-satunya cara untuk menjaga nilai harta seorang dokter dan juga orang kebanyakan adalah menkonversi uang kas menjadi hard asset.

Hard asset adalah aset yang memiliki nilai dan juga berguna sebagai jangkar dari inflasi. Beberapa hard asset yang populer adalah emas, perak, tanah dan baru-baru ini, Bitcoin. Hard asset berbeda dengan soft asset seperti saham atau obligasi. Hard asset memberikan kepastian dari ketidakpastian pasar dan juga nilai mata uang.

Saya menyarankan para dokter untuk menyimpan hartanya dalam bentuk hard asset dikarenakan waktu. Dengan cara seperti ini, maka dokter tidak akan dibebankan oleh premi secara reguler. Seorang dokter dapat kapan saja menyimpan harta mereka atau menabung kapanpun mereka mau. Karena jika dokter ada beban premi, maka ini akan menjadi liabilitas (tanggungan) para dokter.

Menabung dengan emas merupakan cara jitu menahan inflasi dari jaman kakek nenek kita. Seorang dokter pun bisa melakukan hal ini juga. Setiap kali ada uang berlebih maka dokter dapat membeli 1 gr, 2 gr, hingga 1 kg emas. Dan emas pun sudah terbukti menjadi tabungan yang menjaga nilai mata uang kita turun temurun. Akan tetapi emas memiliki kekurangan yaitu emas sangat sulit untuk disimpan. Dokter harus memikirkan bagaimana cara menyimpan emas yang aman dan privat. Selain itu, membeli emas lagi-lagi akan memakan waktu, karena seorang dokter harus pergi ke toko emas untuk membeli emas tersebut.

Bitcoin sebagai dana pensiun para dokter

Saat ini para dokter dan kita-kita memiliki alternatif hard asset lain yang lebih baik daripada emas. Berkat adanya internet, muncullah mata uang digital bitcoin. Mata uang ini terbukti sebagai store of value (alat penyimpan nilai) yang dapat diandalkan lebih dari emas. Selain mata uang digital, bitcoin juga disebut sebagai emas digital.

Bitcoin disebut sebagai hard asset karena kelangkaannya yang absolut. Supply Bitcoin itu hanya ada 21 juta bitcoin saja, tidak dapat ditambah ataupun dikuranig. Saat ini sudah ada 18,5 juta bitcoin yang beredar, sehingga bitcoin semakin langka tapi demand bitcoin semakin naik setiap tahunnya. Berbeda dengan emas, supply emas tidak langka secara absolut, supply emas setiap 40 tahun sekali berganda lipat karena ada penemuan tambang baru.

Keuntungan seorang dokter menabung di bitcoin adalah ia tidak perlu mengorbankan waktu ataupun tenaga untuk menabung bitcoin. Saat ini dokter dapat dengan mudah menukarkan uang rupiah dengan Bitcoin di crypto exchange online. Karena bentuknya digital, maka ada juga beberapa opsi yang memungkinan seorang dokter untuk menabung rutin secara otomatis.

Dan indahnya lagi, tidak ada minimum dana yang harus dokter setorkan, seorang dokter dapat menabung dan membeli bitcoin kapanpun mereka mau. Apabila saat ini pasien sedang ramai, maka mereka dapat menabung lebih, disaat sepi mereka dapat menabung lebih sedikit. Jumlah tabungan adalah sesuai kehendak para dokter. Sehingga tidak ada beban dalam mengumpulkan aset bitcoin.

Dalam kurun 10 tahun terakhir, nilai uang yang disimpan di dalam Bitcoin telah naik sebanyak 7,000,000%. Apabila anda menyimpan 10 juta rupiah saja sepuluh tahun yang lalu maka saat ini uang tersebut saat ini bernilai 891 milyar rupiah. Apabila anda menyimpan 1% dari portfolio anda maka anda dapat keuntungan 2x lipat, investasi sebesar 10% maka seorang dokter akan mendapatkan keuntungan 11x lipat. Estimasi ini adalah estimasi moderat. Harga bitcoin akan terus naik karena nilai mata uang fiat kita terus menerus turun.

ROI yang anda dapatkan bila menabung dalam bentuk Bitcoin, Emas atau Saham

Memiliki hard asset merupakan cara paling mudah untuk menabung di hari tua tidak hanya bagi dokter tapi juga berguna untuk kita semua. Apabila seorang dokter mulai menabung sejak dini dalam bentuk bitcoin maka ia dapat mulai melonggarkan waktunya, ia dapat memanfaatkan nilai tabungannya untuk bersekolah, dan pastinya akan lebih fokus untuk mengobati pasien tanpa harus mengkompensasikan kualitas dari pelayanan kesehatan yang ia berikan.