Senjata perang: sanksi bank dan institusi finansial

Kita sudah memasuki hari kelima semenjak perang antara Ukraina dan Rusia pecah. Sebagai reaksi dari dunia internasional terhadap aksi Putin maka bank dan institusi finansial dunia menyatakan perang melawan Rusia dengan menggunakan sanksi terhadap Rusia.

Sanksi dari seluruh dunia datang dengan cepat. AS, Inggris, Uni Eropa, Jepang, Australia, Selandia Baru, Taiwan masing-masing memukul Moskow dengan sanksi ekonomi.

AS, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, dan Komisi Eropa juga secara kolektif setuju untuk melarang bank-bank Rusia untuk menggunakan jaringan pembayaran SWIFT,ini adalah “serangan sanksi global” yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bank-bank Rusia tidak memiliki kemampuan untuk mengirim dan menerima uang di luar Rusia. Sehingga mereka tidak berguna sebagai lembaga keuangan.

Apa itu SWIFT?

Didirikan pada tahun 1973, SWIFT adalah singkatan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication. Sistem ini memungkinkan lembaga keuangan untuk mengirim dan menerima informasi tentang transaksi keuangan dalam lingkungan yang aman dan terstandarisasi.

SWIFT adalah perusahaan koperasi di bawah hukum Belgia dan dimiliki dan dikendalikan oleh pemegang sahamnya (lembaga keuangan) yang mewakili sekitar 3.500 perusahaan dari seluruh dunia. SWIFT diawasi oleh bank sentral G-10 (Belgia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, Swiss, dan Swedia), serta Bank Sentral Eropa, dengan pengawas utamanya menjadi Bank Nasional Belgia. Walaupun SWIFT mengaku bahwa mereka bersikap netral, SWIFT akan mengikuti peraturan sanksi yang diberlakukan. Sehingga jika anggota pengawas merasa perlu memberikan sanksi kepada suatu negara, SWIFT akan mematuhi permintaan mereka. Sanksi SWIFT sudah terjadi berulang kali seperti sebelumnya sanksi diberikan kepada sentral bank di Iran dan Afghanistan.

Sanksi biasanya adalah salah satu strategi kebijakan luar negeri yang paling diminati oleh negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat. Karena sanksi seperti ini hanya menggunakan dana minimal akan tetapi dampaknya luar biasa terutama kepada masyarakat. Dengan adanya sanksi SWIFT seperti ini maka negara sasaran, seperti Rusia tidak dapat mengirimkan uang keluar ataupun dalam negeri. Sehingga akan sangat sulit bagi warga untuk keluar dari negaranya dan dengan mudah mengisolasi mereka dari dunia luar.

Bank Sentral Rusia juga berhasil dilumpuhkan oleh koalisi EU dan US yang melumpuhkan lebih dari $640 miliar mata uang asing Rusia. Tujuannya adalah untuk menimbulkan kepanikan dan menyebabkan bank run seperti yang terjadi di tahun 1998 dan 2014.

Pemerintah Rusia saat ini tidak dapat mengakses cadangan mata uang mereka. Tentunya ini juga berdampak kepada mata uang Rubel yang nilainya terjun bebas dari 80 Rubel per $1 hingga hampir 120 Rubel per $1, ini adalah penurunan satu hari terbesar dalam nilai mata uang Moskow yang pernah tercatat dalam sejarah.

Rubel kehilangan lebih dari 40% nilainya — melebihi keruntuhan di tahun 1998.

Implikasi sanksi SWIFT

Panik mulai terjadi di Russia. Orang-orang mengantri berjam-jam di ATM untuk mengambil uang. Tampak di sudut penjuru kota antrian panjang terlihat dimana-mana. Bahkan Google Pay dan Apple Pay juga tidak berfungsi di Russia.

Per hari Senin 28 Februari 2022, Pasar Saham Russia berhenti beroperasi.

Plan B: Bitcoin

Seperti halnya yang terjadi di Ukraina, masyarakat Russia memilih alternatif untuk mengkonversikan uang mereka ke dalam bentuk Bitcoin. Kita bisa melihat adanya lonjakan yang signifikan dalam volume trading di Rusia dalam 24 jam terakhir

BTC/RUB Daily Trading Volume

Berdasarkan apa yang terjadi harga bitcoin naik 11% sedangkan bursa saham NASDAQ turun 1.25% dan menunjukkan ketidak-korelasian antara bitcoin dengan pasar saham, yang sebelumnya cukup berkorelasi.

Belum lagi muncul pernyataan dari wakil Perdana Menteri Ukraina yang meminta cryptoexchange untuk memblokir seluruh alamat pengguna dari Rusia. Saat ini belum ada tanggapan resmi dari cryptoexchange akan tetapi hal dapat berubah dengan cepat.

Dalam situasi terkini yang terjadi di Rusia kita bisa melihat kemampuan pihak asing dan negara untuk membekukan aset dan memutus kemampuan masyarakat untuk mengakses uang mereka. Pada akhirnya masyarakatlah yang dirugikan.

Bitcoin tidak pernah memandang bulu ataupun berpihak pada politik manapun. Masyarakat Ukraina, Russia ataupun Amerika Serikat dapat menggunakan bitcoin. Ukraina menggalang dana donasi untuk membantu perang menggunakan bitcoin, masyarakat Rusia menggunakan bitcoin untuk mengirim uang sebagai pengganti SWIFT. Pada akhirnya sistem yang menang adalah sistem yang tidak memihak kepada siapapun dan netral.