Course Content
Memahami bahaya inflasi
0/1
Kemunculan mata uang kripto
0/1
Mengenal Uang
About Lesson

Intisari 

  • Inflasi adalah kenaikan harga secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama
  • Penyebab inflasi adalah karena percetakan uang berlebih atau adanya kelangkaan barang
  • Hiperinflasi telah terjadi di beberapa negara dan penyebab utamanya adalah percetakan uang berlebih, kekurangan pendapatan pajak, dan ketidakmampuan negara untuk membiayai dirinya sendiri
  • Mata uang fiat memilki jangka waktu hidup rata-rata sebanyak 27 tahun 
  • Inflasi membuat nilai mata uang kita menurun setiap tahunnya 
  • Cadangan mata uang dunia berubah berdasarkan relevansi dari masyarakat. 

Apa penyebab inflasi 

Seperti yang kita jelaskan di bab sebelumnya, bahwa uang adalah cara untuk menyimpan nilai, untuk ditukarkan di masa depan. Harapan manusia disaat menggunakan uang adalah nilai dari uang tersebut akan tetap atau lebih kuat di masa depan. Akan tetapi dengan adanya uang fiat nilai uang yang kita miliki setiap tahunnya semakin melemah. Kenapa hal itu bisa terjadi? 

Sebenarnya mudah untuk dijelaskan. Inflasi adalah situasi dimana terjadinya kenaikan harga secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Inflasi terjadi pertama apabila mata uang yang ada jumlahnya lebih banyak dari barang dan jasa yang tersedia. Sehingga dengan hukum pasar bebas maka harga barang dan jasa akan menyesuaikan dengan jumlah uang yang tersedia. 

Inflasi juga bisa terjadi jika ada kekurangan stok dari barang dan jasa, dalam kata lain terdapat permintaan tinggi dalam barang tersebut. Karena biasanya barang dan jasa berkaitan dengan barang dan jasa lainnya, maka kenaikan harga bisa terjadi untuk barang dan jasa lain. 

Apa dampak dari inflasi?

Karena mata uang fiat tidak lagi dibacking oleh apapun, maka pemerintah dapat meningkatkan jumlah uang tersebut jika mereka anggap perlu. Hal ini menyebabkan harga-harga meningkat setiap tahunnya. Dalam hitungan normal inflasi berkisar antara 2-3% setiap tahunnya. 

Dalam kata lain jika kalian masih menyimpan uang di dalam bank dengan bunga kurang dari 2-3% setiap tahunnya maka uang kalian melemah atau merugi. Sama halnya jika gaji kalian tidak naik 2-3% setiap tahunnya maka dalam kata lain setiap tahunnya kalian mengalami kerugian. Tapi apa yang terjadi jika laju inflasi melebihi dari 2-3%, bagaimana kalau laju inflasi bisa mencapai sampai 1,000,000% setiap tahunnya? Ini yang disebut sebagai hyperinflasi. 

Keruntuhan beberapa negara akibat hyperinflasi  

Hyperinflasi adalah momen dimana laju inflasi mencapai lebih dari 50% setiap bulannya. Hyperinflasi sudah terjadi di beberapa negara seperti Jerman, Zimbabwe, Argentina, Venezuela. Hyperinflasi merupakan problematika dari uang fiat yang dapat dicetak kapanpun dirasa perlu. 

Untuk menuju hyperinflasi biasanya negara-negara mengalami pengurangan pendapatan pajak dan satu-satunya cara untuk negara adalah dengan mencetak uang lebih banyak. Disaat pemerintah mencetak lebih banyak uang maka harga-harga meningkat dan berdampak terhadap pendapatan negara, karena negara tidak lagi mampu untuk menarik lebih banyak pajak maka satu-satunya cara yang dapat mereka lakukan adalah dengan mencetak uang lebih banyak. Dan siklus ini terus terjadi hingga laju inflasi tidak dapat dihentikan dan mata uang jatuh. 

Yunani 

Untuk membiayai perang dunia, pemerintah Yunani mencetak uang untuk mendukung tentaranya. Biaya ini sebanyak ⅓ dari jumlah pengeluaran negara dan uang yang dicetak oleh bank sentral pemerintah yunani bisa menutup pengeluaran militer Yunani. Akan tetapi setelah perang berakhir, pendapatan pajak hanya bisa menutup 6% dari total pengeluaran militer. Selain itu pemerintah yunani membayar pengeluaran militer ini dalam bentuk emas. Pada tahun 1940, 1 koin emas inggris (gold sovereign) itu setara dengan 1,100 drachmas. Sedangkan pada tahun 1944, 1 koin emas inggris setara 19.9 Trilliun Drachmas. Pada tahun 1981 mata uang drachmas digantikan oleh euro. 

Weimar Republic Jerman 

Setelah perang dunia pertama, pemerintah Jerman merupakan negara yang kalah dalam perang dan harus menanggung biaya reparasi untuk negara-negara yang memenangkan perang dunia pertama dalam bentuk emas atau perak. Akibat kekalahan ini pemerintah Jerman kehilangan teritori, tentara. Jerman menggunakan obligasi untuk membiayai perang dunia pertama, sehingga pemerintah Jerman memiliki hutang yang besar untuk membiayai perang. Diestimasikan bahwa jumlah obligasi untuk membiayai perang tersebut sebesar 175% dari total GDP Jerman. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mencetak uang untuk membayar hutang dan juga menanggung biaya reparasi. Kejadian ini sungguh parah hingga pada awal tahun 1922 harga 1 buah roti setara dengan 163 marc, pada September 1923, 1 buah roti setara dengan 1,5 milyar marc dan dua bulan berikutnya 1 buah roti setara dengan 200 milyar marc. 

Masyarakat bahkan menerima gaji setiap jamnya, dan sangat umum melihat orang menggunakan gerobak untuk membawa uang kemana-mana. Inflasi mencapai angka yang luar biasa tinggi hingga mata uang marc dibakar untuk menghangatkan rumah. Pemerintah akhirnya mengganti mata uang dengan dibacking oleh emas untuk menstabilkan situasi ekonomi ini. 

Yugoslavia

Pada bulan Juni 1991- Maret 1992 Slovenia, Bosnia Herzegovina, Kroasia, Macedonia menyatakan kemerdekaan dari Uni Soviet. Serbia Montenegro membentuk negara baru yang disebut sebagai Yugoslavia. Akibat dari perang menuju kemerdekaan, Yugoslavia diberikan sanksi embargo. Yugoslavia bergantung sepenuhnya kepada impor. Yugoslavia memiliki total lima bank sentral, beberapa bank sentral mengeluarkan provisi kredit dan mengeluarkan uang dinar secara ilegal. Negara-negara tetangga juga telah mengalami hyperinflasi. Akibatnya laju inflasi yugoslavia pada tahun 1944 mencapai 313,000,000 persen. 1 buah roti setara dengan 500,000,000 dinar yugoslavia. Inflasi sangat tinggi sehingga negara mengambil kebijakan untuk melakukan redenominasi dan memotong angka nol. Pada bulan Januari 1944, pemerintah melakukan redenominasi dan memotong sembilan nol digit, dalam 1 bulan pemerintah akhirnya harus mencetak mata uang lembaran 10 juta dinar. Hyperinflasi ini sangatlah buruk sehingga menyebabkan keruntuhan dari negara Yugoslavia. 

Zimbabwe

Setelah perjuangan melawan kolonial, Pada tahun 1982 Zimbabwe mendapatkan kemerdekaannya. Robert Mugabe menjadi pemimpin dari Zimbabwe dan memimpin secara otoriter dinaungi oleh satu partai. Robert Mugabe juga ikut serta dalam Perang Kongo pada tahun 1990 dan kedua pada tahun 1998. Pada tahun 2000 Robert Mugabe memperkenalkan program reformasi tanah yang mana melarang orang kulit putih untuk memiliki tanah dan kompensasi, melupakan kerjasama dengan pemerintah Inggris. Yang mana kebanyakan orang kulit putih melakukan pertanian di Zimbabwe. Bank Sentral memberikan pinjaman kepada warga pribumi untuk menjalankan pertanian. Para petani kulit putih yang memiliki pengalaman digantikan oleh petani pribumi pemula. Pertanian Zimbabwe terperosok karena ketidakmampuan petani pribumi belum lagi juga terjadi musim kekeringan. Karena pertanian tidak menghasilkan maka perekonomian mandek. Terjadi kekurangan pangan dan juga protes dimana-mana. Karena ketidakstabilan perekonomian, investor asing pun juga enggan berinvestasi di Zimbabwe. Semenjak kemerdekaan dan pemerintahan Mugabe, pemerintah Zimbabwe selalu mengalami defisit. Hyperinflasi mulai terjadi 

Pemerintah melakukan redenominasi, memberikan batasan pengambilan uang setara dengan 1 dollar per hari. Pada akhirnya masyarakat memilih untuk menggunakan mata uang negara lain seperti dollar, euro bahkan Bitcoin. Pada tahun 2009, Zimbabwe akhirnya tidak lagi menggunakan mata uangnya dan menggantikan Zimbabwe dollar dengan US dollar dan mata uang lain. Hingga saat ini Zimbabwe masih mengalami hyperinflasi lebih dari 50% setiap bulannya. 

Mata Uang Cadangan 

Berdasarkan sebuah penelitian terhadap 775 mata uang fiat oleh DollarDaze.org, rata-rata umur hidup mata uang fiat adalah 27 tahun. Studi ini juga menunjukkan penyebab paling umum dari kepunahan mata uang tersebut adalah hiperinflasi, reformasi moneter, perang dan kemerdekaan.

Pada tahun 1720-1815, negara di seluruh dunia menggunakan mata uang Perancis yang disebut sebagai Assignat. Status cadangan mata uang dunia digantikan oleh Inggris Poundsterling dari 1815 hingga 1920. Dan semenjak 1921, cadangan mata uang dunia dipegang oleh dollar Amerika Serikat hingga saat ini. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa cadangan mata uang dapat berubah berdasarkan relevansi dari masyarakat dan persepsi dari masyarakat tentang mata uang manakah yang paling kuat. 

Sumber:

 

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=PHe0bXAIuk0[/embed]

[embed]https://www.youtube.com/watch?v=qYHOCbEekR0[/embed]

https://www.cato.org/sites/cato.org/files/pubs/pdf/workingpaper-8_1.pdf