Intisari
- Krisis Finansial Global terjadi karena spekulasi pemberian hipotek oleh bank dan juga instistusi pemerintah
- Disaat hampir semua nasabah tidak dapat lagi membayarkan hipotek mereka, maka terjadi kemandekan ekonomi
- Bank Sentral memberikan solusi antara lain menyelamatkan bank dan perusahaan yang mau bangkrut, memberikan pinjaman dengan bunga nol persen serta membeli obligasi negara dan mencetak hampi $700 milyar
- Akibat dari kebijakan ini maka gap antara yang kaya dan yang miskin semakin besar. Inflasi dan tingkat pengangguran tinggi terjadi diseluruh dunia.
- Momen ini adalah momen yang tepat disaat Bitcoin muncul sebagai mata uang alternatif dari problematika yang dihasilkan oleh uang fiat.
Salah satu pendorong munculnya Bitcoin adalah Krisis Finansial Amerika Serikat. Bitcoin Whitepaper diterbitkan pada tanggal 31 Oktober 2008, 10 bulan setelah Pemerintah Amerika Serikat mengalami Krisis Finansial Amerika Serikat. Sebelum memahami apa yang terjadi pada saat Krisis Finansial Amerika Serikat, pertama-tama kita harus memahami dahulu tentang fungsi dan peran bank sentral
Fungsi dan peran bank sentral
The Federal Reserve Bank dibentuk pada tahun 1913. Sebelum adanya Federal Reserve Bank, pencetakan uang dapat dilakukan oleh setiap bank. Dengan adanya bank sentral seperti Federal Reserve Bank maka pencetakan uang dilakukan secara terpusat.
Bank sentral seperti The Federal Reserve Bank memiliki fungsi untuk
- Membuat kebijakan moneter melalui pencetakan uang dan juga suku bunga untuk memastikan harga stabil dan juga menekan tingkat pengangguran
- Membuat regulasi terhadap bank dan institusi finansial lainnya
- Menjaga stabilitas dari sistem keuangan dari risiko sistemik dari pasar keuangan
- Sebagai penjamin pemerintah
- Sebagai penjamin dari bank komersial
Dari fungsi diatas maka bisa disimpulkan bahwa bank sentral diciptakan untuk menjaga stabilitas perekonomian dengan cara dua hal yaitu pencetakan uang dan juga mengatur suku bunga bank
Bank Sentral dapat mencetak uang dengan membeli hutang dari negara. Bank Sentral juga mengatur suku bunga bank. Semakin rendah suku bunga maka diharapkan semakin banyak institusi yang akan meminta pinjaman. Dengan adanya pinjaman dana maka diharapkan uang tersebut akan kembali diputar lagi di dalam perekonomian
Housing Market Bubble (2000-2008)
Berdasarkan sejarah, kebanyakan calon pembeli rumah di Amerika Serikat sulit mendapatkan hipotek (pinjaman untuk cicilan rumah) jika calon pembeli memiliki kredit di bawah rata-rata, kecuali si pembeli dilindungi oleh asuransi pemerintah. Sehingga calon pembeli memiliki opsi yang terbatas
Pada awal dan pertengahan 2000-an, beberapa pengelola investasi (hedge funds) memiliki ide untuk mengemas hipotek beresiko tinggi dan menjualnya kembali kepada investor. Hipotek ini dikemas dengan instrumen keuangan lain yang memiliki resiko rendah. Sehingga bagi para investor investasi ini terlihat seperti investasi beresiko kecil yang memberikan mereka bunga dari pinjaman dan para calon pembeli bisa mendapatkan dana pinjaman untuk cicilan rumah. Ini adalah ide yang bagus, karena dengan strategi ini penjualan rumah dapat meningkat dan bisnis properti menjadi booming.
Karena bisnis properti semakin hangat, dan akses untuk mendapatkan pinjaman menjadi semakin mudah. Maka harga-harga properti menjadi semakin mahal terutama di daerah dengan jumlah properti terbatas. Ini menarik lebih banyak orang untuk mencari hipotek. Melihat kesempatan ini para hedge funds mengemas lebih banyak hipotek beresiko tinggi. Maksud dari hipotek beresiko tinggi adalah orang atau institusi tersebut tidak memiliki kualifikasi untuk mendapatkan pinjaman dan memiliki resiko untuk tidak membayarkan cicilan. Dan terbukti bahwa banyak
Apabila orang/institusi tidak mampu untuk membayar cicilan maka penerima hipotek hanya bisa menjual properti mereka kepada pembeli baru atau mereka gagal membayarkan pinjamam (default). Disaat terlalu banyak pembeli gagal membayarkan pinjaman dan tidak ada lagi orang yang mampu untuk membeli rumah, disinilah sistem tersebut mulai runtuh.
Pada tahun 2004 Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga untuk mengurangi mania pinjaman hipotek. Akan tetapi ini malah meningkatkan cicilan yang harus dibayarkan oleh para calon pembeli rumah. Banyak pemilik rumah tidak mampu untuk membayarkan cicilan rumah mereka dengan kenaikan suku bunga. Banyak pembeli rumah yang terpaksa untuk menjual rumah mereka dengan harga rendah.
Dua perusahaan pemberi hipotek Fannie Mae dan Freddie Mac menderita kerugian besar dan terpaksa untuk gulung tikar. Fannie Mae dan Freddie Mac adalah perusahaan yang disponsori pemerintah (GSE) yang membeli hipotek, membeli dan menjual sekuritas berbasis hipotek (MBS), dan menjamin hampir setengah dari hipotek di AS.
Tidak hanya Fannie Mae dan Freddie Mac, tekanan pasar keuangan terlihat jelas selama tahun 2007. Terjadi kebangkrutan lebih dari 100 pemberi pinjaman hipotek dan bank investasi Bear Stearns dijual darurat pada bulan Maret 2008 kepada JP Morgan. Bank investasi Lehman Brothers bangkrut, sementara Merrill Lynch dibeli oleh Bank of America. Raksasa asuransi AIG, yang menjual perlindungan seperti asuransi untuk sekuritas yang didukung hipotek, tidak memiliki modal untuk memenuhi komitmennya.
Kebijakan apa yang diambil oleh pemerintah AS?
Pemerintah AS mengambil beberapa langkah untuk mengurangi kerusakan terhadap perekonomian.
- Bank Sentral Amerika Serikat menurunkan suku bunga menjadi hampir 0 persen – ini diharapkan akan mendorong pinjaman yang akan diinvestasikan kembali ke perekonomian
- Bank Sentral Amerika Serikat membeli sekuritas dan obligasi pemerintah melalui program quantitative easing. Dengan membeli instrumen ini maka Bank Sentral Amerika Serikat dapat mencetak lebih banyak uang. Presiden George Bush menyetujui stimulus sebesar $168 Milyar dan Presiden Barrack Obama menyetujui sebesar $780 Milyar
- Pemerintah Amerika Serikat menyelamatkan perusahaan dan bank yang mau bangkrut seperti Fannie Mae dan Freddie Mac yang merupakan perusahaan yang dibacking oleh pemerintah, serta Goldman Sach dan JP Morgan yang merupakan bank swasta.
Secara garis besar Bank Sentral Amerika Serikat mencetak lebih banyak uang dan menggunakan uang tersebut untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan yang membuat krisis ini terjadi. Percetakan uang juga akan membebani pembayar pajak, sehingga
Bagaimana dampaknya terhadap Amerika Serikat dan Dunia?
Karena seperti yang sudah kita bahas di bab Apa itu Uang bahwa dollar AS digunakan di seluruh dunia dan mata uang dollar AS dibacking oleh pemerintah, sehingga apapun yang terjadi di Amerika Serikat akan memberikan dampak terhadap perekonomian dunia.
Di Amerika Serikat sendiri pengangguran merajalela, munculnya daerah kumuh karena banyak pengangguran dan banyak orang yang menjadi tunawisma. Harga-harga menjadi naik, Amerika Serikat mengalami inflasi hingga mencapai 5.6%. Kejadian di Amerika Serikat disebabkan oleh spekulasi dari bank yang tidak bertanggung jawab dan menimbulkan kerugian. Tidak ada satupun pegawai bank yang dipenjara dalam kasus yang terjadi.
Kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat disambut baik oleh orang kaya, dengan suku bunga rendah maka lebih mudah bagi mereka untuk mendapatkan pinjaman. Para perusahaan bukannya meminjam uang untuk mempekerjakan lebih banyak orang tetapi mereka mengambil kesempatan ini untuk menaikkan harga saham mereka dengan cara memperoleh pinjaman uang dan membeli kembali saham (stock buyback) sehingga harga saham perusahaan mereka semakin meningkat. Dalam kata lain perusahaan menggunakan kebijakan dari Bank Sentral untuk memperkaya diri mereka. Pasar akhirnya bergantung dengan stimulus dari Bank Sentral.
Kejadian ini tidak hanya berdampak terhadap Amerika Serikat, tetapi negara negara Uni Eropa dan juga Asia Timur. Karena kaitan dollar dengan mata uang Euro, maka apa yang terjadi di Amerika Serikat juga dirasakan di Eropa. Uni Eropa memutuskan untuk mencetak $1.8 Trilliun untuk memastikan bahwa bank tidak akan rugi dan bangkrut. Bank of Japan juga bersedia untuk mencetak uang tak terbatas untuk mengantisipasi hal ini berdampak kepada negara mereka.
Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin
Timing yang tepat untuk sistem perekonomian yang baru
Bitcoin muncul di waktu yang tepat, Satoshi Nakamoto merilis Bitcoin White Paper bertepatan dengan disaat pemerintah Amerika Serikat mencetak uang untuk menyelamatkan (bailout) bank dan perusahaan pemerintah di bulan Oktober 2008.
Bagi masyarakat Amerika Serikat, kejadian ini menghilangkan kepercayaan masyarakat terhadap Bank Sentral. Masyarakat menginginkan uang yang dapat dipercaya dan nilainya tidak berkurang setiap tahunnya. Apa yang ditawarkan oleh Bitcoin mungkin merupakan inovasi dari permasalahan uang fiat yang tidak ada habisnya.
Sumber:
https://www.federalreservehistory.org/essays/subprime-mortgage-crisis